Oleh: *_Achmad Nur Hidayat_*
Pengamat Kebijakan Publik
1. Seiring dengan bertambahnya pasien positif CV19, Rupiah turun ke level Rp16,550, harga emas global merosot ke level USD 1.491/troy .ons dan sektor pasar modal juga terpukul berat pada Senin 23/03.
2. IHSG bergerak turun ke level 4034 pada sesi senin pagi. Ada peristiwa yang menarik terjadi pada senin ini diantaranya adalah penurunan saham signifikan di industri retail-industri unggulan.
3. Hari ini seluruh indeks sektoral turun, dan sektor industri retail yang berkaitan dengan konsumer turun paling drastis.
4. Harga saham Unilever Indonesia, Indofood CBP, Indofood Sukses Makmur, HM Sampoerna dan Gudang Garam adalah sektor konsumen yang paling dibutuhkan masyarakat. Kelima industri tersebut mengalami penurunan paling tajam yaitu Unilever turun 6.83%, Indofood CBP turun 6.68%, Indofood sukses makmur turun 6.96%, HM Sampoerna turun 6.69%.
5. Sektor retail merupakan sektor yang paling dibutuhkan masyarakat terutama ketika pemerintah menggiatkan social distancing dan mendorong pekerja kerja dari rumah (work from home). Kebutuhan makanan minuman kemasan diperoleh dari sektor ritel, begitu juga kebutuhan pokok bayi (susu) dan toileters untuk kebersihan diri juga mengandalkan sektor tersebut.
6. Konsekuensi dari turunnya harga saham sektor ritel tersebut adalah ketersediaan modal tambahan untuk mendorong produksi massal menjadi berkurang.
7. Kemampuan unilever dan indofood untuk terus mensuplai produksi ke masyarakat dapat menurun dan itu akan menimbulkan kebingungan di masyarakat bila terjadi shortfall suplai.
8. Bahkan ketika masyarakat diberikan cash check sebagai bagian stimulus ekonomi namun tidak tersedia kebutuhan retail konsumen seperti makanan minuman kemasan dan kebutuhan kebersihan maka publik akan terkejut dan frustrasi.
9. Industri blue chip seperti Astra Internasional (ASII)) juga turun 6.88% menjadi Rp3520 per saham, Astra Otoparts (AUTO) turun 5% menjadi Rp665 persaham. Penurunan industri unggulan Indonesia seperti astra internasional patut dicermati, bukan sebagai balance sheet industri ansich tetapi sebagai simbol. kepercayaan pasar terhadap Indonesia dalam menangani penyebaran covid19.
10. Bila melihat timeline, Presiden Jokowi melalui keterangan Kepala BNPB Doni Monardo memastikan Indonesia tidak akan memberlakukan lockdown pada unggahan video Sabtu 21/03, saat itu bursa tutup kemudian baru Senin pagi ini (23/3) saat bursa efek buka langsung terlihat bagaimana investor melepas asetnya di pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).
11. Keruntuhan saham dan rupiah tersebut dapat diartikan respon pasar yang tidak menyukai pilihan terbatas dari RI yang mengatakan tidak akan lockdown apapun situasinya.
12. Sektor Ritel dan PHK
13. Meskipun penurunan saham Unilever Indonesia, Indofood CBP, Indofood Sukses Makmur, HM Sampoerna dan Gudang Garam baru sekitar di 5-7% dalam satu hari, namun saham seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sudah terkoreksi lebih dari 25% sejak awal tahun 2020.
14. Penurunan saham-saham sektor ritel tersebut tidak boleh dianggap enteng dan wajar oleh otoritas Indonesia karena perdagangan ritel melibatkan banyak konsumer, jaringan toko dan tenaga kerja.
15. Keterbatasan modal tambahan melalui saham di sektor tersebut dapat diikuti dengan pengurangan tenaga kerja (PHK) massal terhadap karyawan dan hilangnya aktivitas ekonomi dari jaringan toko didalamnya.
16. Jangan anggap pelemahan saham sektor ritel ini sebagai mekanisme supply-demand biasa. Ini terkait dengan kepercayaan pasar terhadap pemerintahan, ketersedian bahan pokok dan efek domino dari PHK di ujungnya.
17. Penyelematan jiwa manusia dan sektor perdagangan ritel di tengah merebaknya CV19 adalah hal prioritas bagi pemerintah saat ini. Saatnya tidak berlama-lama. Semakin lama pemerintah bertindakan akan terjadi frustrasi massal akhirnya.
END
*RONTOKNYA SAHAM SEKTOR RITEL, MEMICU GELOMBANG PHK DAN FRUSTRASI MASSAL*
Related Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar